Selasa, 11 April 2017

STRUKTUR KOMPONEN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN (SPK)



    BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Di suatu organisasi maupun perusahaan pengambilan keputusan merupakan tindakan yang harus diikuti untuk memecahkan suatu masalah. Maka dari itu sistem pendukung keputusan sangat diperlukan untuk memecahkan masalah tersebut. Menurut  Michael S. Scott Morton dengan istilah Decision Support System, sistem tersebut adalah suatu sistem berbasis komputer yang membantu mengambil keputusan. Sebagai seorang manajer tentunya dalam pengambilan suatu keputusan harus secara baik efisien dan menghasilkan produk yang bermanfaat. Agar keputusan yang diambil sesuai harapan maka hal – hal yang berkaitan harus saling bekerja sama dan saling melengkapi. Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data 

1.2 Perumusan Masalah

            Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka masalah yang akan dirumuskan sebagai berikut :
1.Apa konsep sistem pendukung keputusan?
2.Apa ciri-ciri sistem pendukung keputusan?
3.Apa komponen sistem pendukung keputusan?
4.Bagaimana tujuan sistem pendukung keputusan?

1.3 Tujuan 

            Tujuan yang ingin dicapai dalam pembuatan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Menjelaskan konsep sistem pendukung keputusan
2. Mendeskripsikan ciri-ciri sistem pendukung keputusan
3. Untuk mengetahui komponen sistem pendukung keputusan
4. Untuk mengetahui tujuan sistem pendukung keputusan



BAB 2. PEMBAHASAN 


Konsep Sistem Pendukung Keputusan (SPK) / Decision Support Sistem (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Management Decision Sistem. Sistem tersebut adalah suatu sistem yang berbasis komputer yang ditujukan untuk membantu pengambil keputusan dengan memanfaatkan data dan model tertentu untuk memecahkan berbagai persoalan yang tidak terstruktur.
Istilah SPK mengacu pada suatu sistem yang memanfaatkan dukungan komputer dalam proses pengambilan keputusan. Untuk memberikan pengertian yang lebih mendalam, akan diuraikan beberapa difinisi mengenai SPK yang dikembangkan oleh beberapa ahli, diantaranya oleh Man dan Watson yang memberikan definisi sebagai berikut, SPK merupakan suatu sistem yang interaktif, yang membantu pengambil keputusan melalui penggunaan data dan model-model keputusan untuk memecahkan masalah yang sifatnya semi terstruktur maupun yang tidak terstruktur.
Sistem pendukung keputusan (Inggris : decision support systems disingkat DSS) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (Manajemen Pengetahuan )) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan
Dapat juga dikatakan sebagai sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik.
Menurut Moore and Chang, SPK dapat digambarkan sebagai sistem yang berkemampuan mendukung analisis ad hoc data, dan pemodelan keputusan, berorientasi keputusan, orientasi perencanaan masa depan, dan digunakan pada saat-saat yang tidak biasa.

Ciri – ciri Sistem Pendukung Keputusan
a.      SPK memberi pendukung informasi kepada pengambilan keputusan
b.      Dukungan SPK diberikan untuk berbagai tingkatan manajemen
c.      Dukungan selain memberikan kepada individu juga juga kepada kelompok
d.      SPK mendukung keputusan yang independen
e.      SPK memberikan dukungan terhadap semua tingkatan
f.       SPK selalu menyesuaikan diri terhadap keadaan
g.      SPK harus mudah untuk dioprasikan
h.      Tujuan SPK meningkatkan efesien pengambilan keputusan
i.       Pengambilan keputusan memeliki kendali yang lengkap untuk semua tingkat proses  pengambilan keputusan
j.       SPK menarik minat belajar
k.      SPK relatif harus mudah untuk di buat
l.       SPK biasanya menggunakan model
m.     SPK tingkat lanjut menangpung komponen knowledge (pengetahuan)

Turban (1998) mengemukakan bahwa sebuah sistem pendukung keputusan terdiri atas dibangun dari beberapa subsistem, antara lain :
       1.      Subsistem manajemen data, meliputi basis data yang mengandung data yang relevan dengan keadaan yang ada dan dikelola oleh sebuah sistem yang dikenal sebagai database management system (DBMS).
       2.      Subsistem manajemen model, yaitu sebuah paket perangkat lunak yang berisi model-model finansial , statistik, management science, atau model kuantitatif yang lain yang menyediakan kemampuan analisis sistem dan management software yang terkait.
       3.      Subsistem manajemen pengetahuan (knowledge) yaitu subsistem yang mampu mendukung subsistem yang lain atau berlaku sebagai sebuah komponen yang berdiri sendiri (independen)
      4.     Subsistem antarmuka pengguna (user Interface), yang merupakan media tempat komunikasi antara pengguna dan sistem pendukung keputusan serta tempat pengguna memberikan perintah kepada sistem pendukung keputusan.


2.1.1 Subsistem Manajemen Data

             Subsistem manajeman data dibangun dari elemen-elemen antara lain basis data SPK, DBMS (Database Management System), direktori data dan fasilitas query.
Basis data adalah kumpulan dari data yang saling terhubung dan dikelola sedemikian rupa sesuai kebutuhan dan struktur dari sebuah organisasi yang bisa digunakan oleh lebih dari satu orang dan lebih dari satu aplikasi. Data dari basis data sebuah SPK didapatkan dari sumber data internal dan sumber data eksternal. Data internal pada umumnya berasal dari sistem pemrosesan transaksi organisasi serta berbagai data operasi dari bidang fungsional. Jenis data yang tergolong data jenis ini misalnya pembayaran bulanan, penjadwalan perawatan mesin, penaksiran penjualan yang akan datang, cost of out-stock item, dan future hiring plans.
Data eksternal yaitu data-data yang berasal dari luar organisasi atau organisasi lain misalnya pemerintah atau asosiasi perdagangan , tapi mempunyai pengaruh terhadap organisasi. Data ini mungkin dimasukkan ketika SPK dipakai atau sebelumnya disimpan di dalam basis data SPK. Contoh dari data jenis ini antara lain data industri, data riset marketing, data sensus, data ekonomi nasional, dan lain-lain. Data Personal (private data) meruapkan jenis data lain yang digunakan oleh pembuat keputusan untuk penaksiran terhadapa data spesifik dalam keadaan tertentu.
Organisasi data untuk SPK berbeda-beda tergantung kebutuhan dari SPK tersebut. Organisasi berupa data warehouse sering digunakan untuk membangun aplikasi SPK. SPK yang berukuran besar biasanya memiliki mempunyai organisasi datanya sendiri yang terintegrasi, berupa basis data SPK multiple sources. Namun basis data SPK bisa juga dibangun untuk bisa berbagi dengan DBMS yang lain dan secara fisik ditempatkan di tempat yang sama dengan alasan biaya dan segi ekonomisnya.
Ekstraksi data merupakan suatu proses yang dikelola oleh DBMS yang meliputi proses meng-import , meringkas, menyaring dan mempersingkat data.
DBMS menyediakan fasilitas untuk proses-proses antara lain yaitu membuat database, mengakses database dan mengupdate database. DBMS juga mempunyai kemampuan tambahan seperti menghubungkan data dari sumber yang berbeda, melakukan proses query dan report dari data yang ada, menyediakan metode pengamanan data, melakukan proses manipulasi data yang kompleks, dan mengelola data lewat sebuah kamus data (data dictionary).
Fasilitas query dimaksudkan agar kita bisa melakukan akses data, manipulasi data dan melakukan permintaan terhadap suatu data tertentu dalam kaitan membangun dan menggunakan SPK. Fasilitas query menerima permintaan dari komponen SPK yang lain, kemudian menentukan bagaimana permintaan tersebut bisa dipenuhi, dan kemudian melakukan formulasi terhadap detail permintaan kemudian membrikan hasil kepada komponen yang melkukan permintaan. Fasilitas query dilengkapi dengan sebuah bahasa query yang khusus, umumnya disebut Structure Query Language (SQL).
Direktori data adalah katalog dari semua data yang ada di basis data. Direktori data menyediakan definisi data dan fungsi utamanya untuk menjawab pertanyaan tentang kemampuan dari item data yang ada ,sumber item data dan arti eksak item data tersebut. Direktori data akan mendukung fase intelligent dari proses pembuatan keputusan.

2.1.2 Subsistem Manajemen Model

          Salah satu keunggulan dari SPK adalah kemempuan untuk mengintegrasikan akses data dan model-model keputusan. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan model-model keputusan ke dalam sistem informasi yang menggunakan basis data sebagai mekanisme intgrasi dan komunikasi di antara model-model.
Subsistem manajemen model dibentuk dari beberapa elemen antara lain : basis model (model base), sistem manajemen basis model (model base management system), bahasa pemodelan (modelling language), direktori model (model directory), dan eksekusi, intgrasi dan perintah model (model execution, integration dan command ).
Di dalam basis model terdapat routine dan model-model stasistik, model-model finansial , model forecasting dan model-model kuantitif yang lain yang menyediakan kemampuan analisis dalam sebuah SPK. Kemampuan untuk meminta (invoke), menjalankan, mengubah, mengkombinasikan/mengabungkan dan memeriksa model adalah kunci kemampuan SPK yang berbeda dengan sistem berbasis komputer yang lain.
Bahasa pemodelan digunakan untuk mengatasi kesulitan SPK dalam mengkostumisasi model. Bahasa pemodelan biasanya berupa high-level language misalnya COBOL, atau bahasa generasi keempat yang lain dan bahasa pemodelan khusus misalnya IFPS-Plus.
Sistem manajemen basis model (model base management system) berperan dalam menciptakan model menggunakan subrutin dan building block yang lain , memebentuk routine baru dan meng-update,merubah, dan memanipulasi model data.
Peran direktori model analog dengan peran direktori data pada basis data yaitu merupakan katalog dari semua model yang ada dan semua perangkat lunak lain dalam basis model. Di dalam direktori model terdapat definisi model dan fungsi utamanya untuk menjawab pertanyaan mengenai kemampuan dari sebuah model.
Eksekusi model (model execution) dalah proses pengontrolan sebuah model yang sedang berjalan. Penggabungan model (model integration) dapat diartikan sebagai penggabungan operasi dari beberapa model ketika dibutuhkan. Sedangkan sebuah pemroses perintah model (model command processor) digunakan untuk menerima dan menterjemahkan instruksi model dari komponen dialog dan melewatkannya ke model base management system, eksekusi model atau fungsi integrasi.

2.1.3 Subsistem Manajemen Pengetahuan ( The Knowledge Subsystem)

             Permasalahan yang dihadapi oleh SPK akan bertambah kompleks dan rumit sehingga diperlukan expertise untuk memberikan solusi yang baik di luar kemampuan SPK biasa. Expertise ini disediakan oleh sistem pakar atau sistem cerdas yang lain. SPK jenis ini dilengkapi dengan komponen yang disebut manajemen pengetahuan (knowledge management).
Komponen manajemen pengetahuan menyediakan expertise yang diperlukan untuk memecahkan beberapa aspek permasalahan dan meyediakan pengetahuan yang bisamenigkatkan operasi dari komponen SPK yang lain.
Komponen pengetahuan bisa terdiri atas satu atau lebih sistem cerdas. SPK yang dilengkapi dengan sistem cerdas atau sistem pakar disebut intelligent DSS atau DSS/ES atau expert support system atau Knowledge- based DSS.

2.1.4 Subsistem Antarmuka / Dialog


             Komponen antarmuka suatu SPK (Management of the User Interface Subsytem) adalah perangkat keras dan perangkat lunak yang memberi antarmuka antara pemakai dan SPK Komponen antarmuka menyajikan keluaran (output) SPK pada pemakai dan mengumpulkan masukan (input) ke dalam SPK Menurut Turban (1995), subsistem antarmuka dari suatu SPK harus mempunyai kemampuan seperti di bawah
a.Menyediakan Graphical User Interface (GUI)
b.Mengakomodasi user dengan bermacam piranti masukan (input)
c.Menampilkan data dengan berbagai macam format dan piranti keluaran (output)
d.Memberi kemampuan help, prompting, rutin diagnostic dan suggestion serta dukungan fleksibel yang lain
e.Meyediakan interaksi dengan database dan basis model
f.Menyimpan data masukan dan keluaran
g.Mempunyai windows yang mengijinkan berbagai fungsi untuk ditampilkan serentak.
h.Menyediakan dukungan komunikasi antara pemakai (user) dan pembuat (builder) SPK.
i.Meyediakan latihan dengan contoh-contoh
j.Menyediakan fleksibilitas dan adaptiveness sehingga SPK bisa mengakomodasi masalah dan teknologi yang berbeda.
k.Mampu berinteraksi dalam berbagai gaya dialog yang berbeda.


Ada beberapa jenis gaya dialog untuk komunikasi antara user dan SPK (Suryadi,1998) antara lain:
     a.      Dialog tanya jawab
Dalam dialog jenis ini SPK bertanya kepada pemakai , kemudian pemakai memberi jawaban dan seterusnya sampai SPK membeikan jawaban yang diperlukan untuk mendukung keputusan.
     b.      Dialog Perintah
Dalam dialog jenis ini, perintah digunakan untuk menjalankan fungsi- fungsi SPK. Format perintah biasanya menggunakan kata-kata standar dan pendek serta relatif mudah untuk dipelajari.
     c.       Dialog Menu
Gaya dialog ini paling populer dalam SPK. Dalam dialog gaya ini pemakai memilih satu dari beberapa alternatif menu dengan penekanan tombol keyboard atau klik mouse
     d.      Dialog form masukan/keluaran.
Dialog jenis ini menyediakan form masukan untuk memasukkan perintah dan data. Sedangkan form keluaran merupakan tangapan dari SPK. Sesudah form keluaran , biasanya pemakai dapat mengisi form masukan lain untuk melanjutkan dialog.
e.      Dialog masukan dalam konteks keluaran
Perluasan dari dialog form masukan adalah dengan mengkombinasikan form masukan dan keluaran sehingga masukan dari pemakai selalu dalam konteks keluaran SPK sebelumnya. Dalam gaya dialog ini SPK memperlihatkan keluaran yang dapat diisi oleh pemakai sehingga bisa sekaligus mengubah keluaran.


2.1.5    User(Pengguna)
Desain, implementasi dan pemanfaatan SPK tidak akan efektif jika tidak disertai peran pengguna. Kemampuan, ketrampilan, motivasi, dan pengetahuan pengguna sebagai pengatur SPK, akan menentukan efektivitas dari penggunaan SPK.





BAB 3. PENUTUP

3.1 Kesimpulan

             Dengan adanya Sistem Pendukung keputusan ini maka akan sangat membantu pekerjaan dalam hal pengambilan keputusan dan orang yang sangat terbantu adalah seorang manajer. Karena seorang manajer dituntut untuk menyampaikan gagasan untuk memecahkan suatu masalah dan memberikan solusi agar hasil yang diperoleh memuaskan dan menguntungkan.